• Selamat Datang !

    Lakukan Seperlunya, (asal) Maksimal !


    Hai teman teman, apa kabarnya ? hhe ;) semoga baik baik aja yah .. pertama tama saya mau ngucapin makasih banyak yang udah mau baca postingan pertama saya di blog ini ...

    Okeh, teman teman, kita belajar yuuk ;) mau kan ? 

    Hari ini kita akan menemukan suatu inspirasi, belajar dari salah satu bahasan dalam Bahasa Indonesia,  yaitu ' Kalimat Majemuk Bertingkat’.
    Sekarang, mari kita flashback dulu materi ini, cekidot ah ...
     Kalimat Majemuk Bertingkat
    Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena, supaya, meskipun, jika, dan sehingga.
    Lha , terus mau ngapain sesudah ini ?
    Tenang, ada inspirasi tersembunyi disini ..  caranya, kita harus menghubungkan materi ini dengan satu kata bijak ( kata orang bijak juga pastinya ) yaitu,
    “ Lakukan Seperlunya, Asal Maksimal “

    Mari kita buka inspirasi yang tersembunyi itu ..
    Berawal dari kata utama, yaitu lakukan seperlunya. Tidak ada yang salah, karena kata ini merupakan kalimat utama, yang dalam kaidah kalimat majemuk bertingkat dapat berdiri sendiri. Namun, jika kita mengartikan secara sudut pandang masing masing, maka teman-teman pasti mempunyai argumen berbeda.
    ·        Kata si A : Lho, bukannya kita itu dianjurkan untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya ? lha, kalo kita belajar seperlunya, gimana kita mau berhasil ?  

    ·        Si B nimpalin, katanya : si Fikri ini ngawur orangnya ... dalam agama juga kan dianjurkan untuk melakukan yang terbaik, lakukan dengan semangat dan kegigihan yang luar biasa .. kamu liat aja Rasulullah, mana pernah ia mendakwahkan Islam seperlunya ? mau jadi apa kita kalo pake asas ‘seperlunya’ ? ngawur kamu le .. le ...

    = Nah, memang hasilnya ambigu . banyak terdapat pertentangan di dalam kalimat tersebut dangan kenyataan yang ada .
    Namun, itu adalah kalimat yang belum selesai, kawan . sesuai dengan kaidah ini, Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu.
    Memang, kalimat Lakukan Seperlunya, memiliki banyak argumen berbeda, sehingga perlu kita sambungkan dengan anak kalimatnya, yaitu asal Maksimal.
    Jika sudah disambungkan, perbedaan pendapat tak akan lagi merusak makna kalimat, karena induk kalimat telah disambungkan dengan anak kalimat + konjungsinya sebagai yaitu asal .

    Terus inspirasinya apa, Fik ?
    Nih ;
    ·        Sebenarnya kalimat “ Lakukan Seperlunya, Asal Maksimal “ memiliki persamaan arti dengan kalimat “ Lakukan Semaksimalnya “ . namun, kalimat diatas mempunyai rahasia, yaitu semestinya kita tidak usah terlalu berlebihan dalam melakukan sesuatu. Mungkin teman teman masih (ada) yang menggunakan konsep “ Lakukan Semaksimalnya “ , yaitu ketika mau UN misalnya, ada yang belajar mati-matian, sampe bela-belain buka semua buku paket dari kelas X sampe kelas XII ... wuiiddddiih ! Memang maksimal sih, tapi buang buang waktu ama tenaga, dan pastinya ngga semuanya masuk ke otak lah .. Tapi, bagi yang telah menggunakan konsep “ Lakukan Seperlunya, Asal Maksimal “ mah, pasti ngerti sendiri, seperlunya aja, dengan cara melihat ciri-ciri soal yang selalu keluar dalam UN, flashback kembali bab pelajaran yang sulit, melihat kisi-kisi UN di website Diknas dsb, tentunya diimbangi dengan belajar minimal 2 jam tiap hari, sejak 1 tahun sebelum UN ( halah ?) dengan Maksimal tentunya. Beda kan ? mendingan belajarnya nyicil seperlunya, tapi maksimal .. bener ngga ? nontoh boleh, seperlunya aja, misalnya berita berita regional, atau internasional, (jangan gosip) .. tapi maksimal ... dengan menonton itu, kita dapat mengambil informasi yang berguna buat kita .
    ·        Sebagaimana kalimat diatas, konjungsi yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah asal . memang agak berbeda dengan kaidah bahasa, namun memiliki makna yang luar biasa . dengan kalimat “ Lakukan Seperlunya, Asal Maksimal “, sebuah kalimat singkat memang, namun jika didalami dengan ilmu, maka dipastikan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari, apapun konteksnya, asal baik ...

    --- Kalau begitu, saya mah ingin jadi pencuri ah. Dengan menggunakan konsep “ Lakukan Seperlunya, Asal Maksimal “ , saya akan mencuri emas seperlunya, asal yang paling mahal, sehingga hasilnya pun maksimal, hhehehe ;)

    Nah, ini ,mah berbeda lagi, ( ngawur sampeyan mas .. mas .. ).
    Teman teman, kalu mencuri perlu ngga sih ? berbuat kejahatan perlu ngga sih buat kita ?
    Ngga, kan ?
    Nah, sebelum memaknai kalimat, mari kita pasangkan konteksnya terlebih dahulu . jika kita mendefinisikan suatu kalimat dengan konsep     “ Lakukan Seperlunya, Asal Maksimal “, mari kita lihat dulu, dengan pertanyaan, perlu ngga sih kita ngelakuin ini ?
    Jika ya, lakukanlah secara maksimal .
    Jika tidak, jangan .


    Terinspirasi ?

    Salam Pemuda !


    0 komentar:

    Posting Komentar