Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Apa kabar nih sahabat SIDS ?Duh, udah lama ya ngga bersua
hehe.Maaf ya kemaren-kemaren, saya lagi sibuk euy, persiapan SNMPTN. Dan,
Alhamdulillah, saya sudah melewatinya dengan baik. Tinggal nunggu hasilnya deh
sahabat pas tanggal 7 Juli nanti.Semoga tembus deh ya salah satunya, amiin.
Hmm, sebenarnya sekarang ini ngga bebas juga sih, karena saya masih ada
beberapa ujian lagi, diantaranya SIMAK UI ( Seleksi masuk Universitas Indonesia
) tanggal 8 Juli, dan Insya allah tes Politeknik Negeri Bandung menyusul
tanggal 14 Juli.. hehehe, namanya juga ikhtiar sahabat. Doain aja ya.
Eh iya, sebenarnya saya harus ngelanjutin ya itu serial
“Jump In Love”, tapi diselang-seling aja yah sahabat, Insya Allah minggu depan
kita lanjutkan lagi. Ehem, apa yah yang mau saya share-kan ke sahabat ?Hmmm.
Mungkin cuma kisah dari segelintir pemikiran saya yang masih berkembang. Oke
deh, yuk ah mulai. Gini nih ceritanya,
Suatu waktu, saya sedang melamun menunggu khutbah shalat jumat
dimulai.Karena masih agak lama, saya iseng untuk sedikit melamun (bertafakkur)
mengenai alam semesta ini.Dimulai, tentunya, dengan mengoreksi kesalahan saya
sendiri.Sebagai makhluk yang jauh dari sempurna, mestilah saya terus menerus
ingat dan bertaubat atas segala kesalahan saya, baik yang disengaja ataupun
tidak.Jika dosa dibiarkan saja, wah bisa kacau hidup ini.Apa indikator
kesalahan atau dosa kita ?diantaranya, kita merasa lebih berat untuk dekat
dengan-Nya, dengan Allah. Pun, kita cenderung lebih menyukai hal hal duniawi dibanding
ukhrawi. Padahal, Tuhan tidak melulu memerintahkan kita untuk berfikir dan
berbuat untuk ukhrawi saja, tetapi ia menginginkan agar keduanya itu seimbang.
Sekian lama bermelamun ria, sampailah saya kepada suatu pemikiran
panjang yang “sepertinya” tak berujung berpangkal .Mungkin, kalau saya namakan,
namanya benteng tauhid. Mulailah saya berpikir, bagaimana sih tentang alam
gaib, lalu ngelantur memikirkan bagaimana rupa malaikat, dan apakah ia
benar-benar ada ?sampai kepada saya mentok di sebuah statement yang saya sadari
akhirnya, bahwa itu hanya sebuah retorika bodoh seorang manusia, seekor primata
terlemah di muka bumi.
Seketika dalam lamunan, seperti ada yang membisikkan
sesuatu, entahlah itu kata hati atau bukan.Ia mengatakan seperti ini (digubah
menjadi teks percakapan ya),
“ apa ? kau tidak yakin dengan malaikat yang gaib ? coba,
aku tanya, apakah kau yakin dengan “keyakinanmu” ? apakah kau yakin kau
mempunyai jiwa ? apakah kau yakin, bahwa hati itu ada ? coba aku perjelas
pertanyaanku, dimana hati itu berada ? di sebelah jantungmu ?”
Saya mengangguk pelan.Ya, hati atau hepar, jelas berada di
sebelah jantung. Hanya saja, yang dinamakan “kalbu” itu ada di sebelah mana ya
? Akhirnya, ia pun melanjutkan,
“baiklah mungkin itu secara pandangan matamu. Tapi coba kau
bayangkan, jika ada seseorang yang berteriak kepadamu, menistakan dirimu, dia
bilang kamu bodoooh !apakah kau merasa terganggu ? adakah sesuatu yang sakit ?
ya, itu pasti hatimu”
Aku hanya mengangguk membenarkan. Lalu ia berbisik lagi,
“lalu, apa sulitnya tuhan menciptakan malaikat yang gaib,
seperti ia menciptakan kalbumu yang gaib ? itu sudah benar-benar nyata untukmu,
bukan ? lalu anehnya, mengapa kau lebih yakin sugesti para ilusionis, ramalan
seekor binatang, kartu tarot, atau ramalan zodiak ? Padahal kau tahu, Tuhan
sendiri yang mengatakan bahwa ada malaikat yang berada di kedua pundakmu ?”
Saya terdiam dan mengangguk sendiri. Bahwa benarlah segala
apa yang Allah maktubkan dalam Al-Quiran dalam Surah Al-hajj : 46.
46. maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
bahwa
benarlah, dosa itu menutup segala hidayah allah.
Dan,
Ternyata, pikiran
manusia itu sesuai dengan apa yang dia ketahui. Tidak pernah melampaui dari apa
yang ia sendiri buktikan. Maka kita tidak heran, berabad lalu, saat bangsa
Yunani melalui seorang ilmuwannya, Ptolemy, mengatakan bahwa alam semesta ini
bersifat Geosentris, segalanya
berpusat di bumi.Namun, belasan abad kemudian, teori itu dipatahkan oleh
Copernicus dengan teori Heliosentris
nya. Lalu, apakah kita mengatakan, bahwa orang yang hidup pada zaman sebelum
Copernicus, kita anggap bodoh ? Tidak sama sekali. Kenapa ?karena baru sampai
disanalah pengetahuan mereka ! tidak lebih dari itu. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan yang ada pada manusia bersifat
relatif.Tetapi ilmu pengetahuan yang dimiliki Tuhan itulah yang bersifat
mutlak.
Sama saja kita sekarang, pada masa ini, bertanya pada
seorang anak kecil sekalipun, bisakah kita terbang ? O, tentu bisa, dengan
pesawat dong, om !mungkin begitu katanya. Tapi lain halnya jika bertanya pada
seseorang di zaman sebelum Wright bersaudara, Orvile-Willbur menemukan sebuah media untuk terbang,
bahkan jika kepada seorang ilmuwan sekalipun, ia tentu menjawab : tidak. Kenapa
?hal itu belum terbuktikan.
Seketika itu berlangsung beberapa menit, pikiran saya pun
melantur lagi ke sebuah ingatan mengenai hari kiamat. Dikaitkan dengan
pemikiran di atas, “apa susahnya sih Tuhan membuat dunia ini kiamat ?” sebuah
aksioma, kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi. Atau kita bertanya, “Apakah
bisa Tuhan membangkitkan kita setelah kita mati ?” Saya yakin, kalau malaikat
bisa berbicara, dia pasti akan bilang :
What are you talking
about ?
---
Big Bang.Big Bang.Big
Bang.
Dari berbagai peristiwa yang ada di dunia ini, seolah membuktikan
kebenaran firman-Nya. Bisa dibilang, bukan peristiwa yang membuktikan kebenaran
kitab suci , tapi Allah-lah yang membuktikan peristiwa lewat kalam-Nya.So, it’s just simple deduction. Karena
Allah pula yang menguasai segala peristiwa, betul ngga ?
Hmm.
Dilihat dari perspektif manusia, bisa dikatakan bahwa segala
macam bentuk kehidupan kita di dunia ini adalah sebuah “film” sedangkan melalui
Al-Quran, kita dapat melihat “trailer” segala bentuk kehidupan manusia, dari
awal hingga akhir. Dan, kita, sekarang, benar-benar memerankan apa yang terjadi
untuk episode selanjutnya, yang akan benar-benar terjadi.Dan kita pun
sampailah, mungkin, pada episode akhir zaman, dimana segala ciri-ciri
kebinasaan, segalanya telah bermula.
Akhir zaman ?buktikan saja sendiri dengan berbagai kejadian di muka bumi ini,
yang sepatutnya sudah membuat ngeri, maupun “ngeri”.
Sekarang, begini. Jika diibaratkan, anggap saja kita ini
adalah semut-semut yang masuk ke dalam cairan susu. Tuhan bertindak sebagai
pemilik susu itu. Lalu, dengan “telunjuknya”, ia memutar-mutar genangan
permukaan air susu tersebut. Hampir semua semut terbawa arusnya, kecuali
beberapa yang mampu keluar dari arus dan menempel di pinggir gelas, sembari
melihat teman-temannya terbawa arus. Entahlah, setelah itu apa yang terjadi.
Lalu, jika para semut itu adalah kita sebagai manusia,
sesungguhnya kita ini sudah benar-benar masuk ke dalam “arus” yang dibuat
tuhan.Arus yang sudah ditentukan tuhan, bahwa inilah kita, berada di episode
akhir zaman, melalui berbagai cerminan kejadian yang sudah terbuktikan, maupun
yang sedang menunggu untuk dibuktikan.
Tinggal kita, sebagai “semut” tadi, bisa memilih : terbawa
“arus” atau tidak. Sesungguhnya semut yang beruntung adalah semut yang mampu
keluar dari arus tersebut, bersandar di pinggir, kemudian mencari jalan pulang…
Sama seperti kita yang sudah tahu bahwa apapun itu jalan
kehidupan yang kita tempuh, pasti mempunyai akhir.Dan melalui petunjuk-Nya,
kita telah diberitahu.Tinggal kita sendiri, yang harus menyadari semua itu,
mentafakkurinya, sekaligus mencari “jalan pulang” kepada Tuhan.
Yah.Semua itu hanya sebuah cerita.Seperti cerita dongeng
impian.Tapi, benarlah, hidup ini pun sesungguhnya hanya dongeng impian.Nyata
atau mimpi, sebenarnya relatif bagi kita.
Oh ya, mungkin beberapa semut yang selamat itu, malah
menggantung bahkan menempel di “telunjuk” Tuhan. Itulah kiranya perumpamaan
dari sedikit manusia yang benar-benar ingin mencintai Tuhannya, sehingga ia pun
diangkat ke tempat yang Tuhan ridhai. Betapa beruntungnya…
FOTO SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar