Bismillah tawakkaltu Allallahu.
Sejenak kita keluar deh, dari rutinitas. yaa, sekedar melamun sambil meyeruput manisnya teh hangat di sore hari, kayaknya enak juga. sambil liat adik kita, atau anak tetangga lah, yang lagi main main di pelataran. Rasanya damai gimanaa gitu yah. Ehem,
Kadang kalau kita melihat anak umur segituan, biasanya tiap harinya itu pasti ada jadwal khusus buat belajar jalan , iya kan ? disinilah kita lihat betapa seorang anak kecil pun tak kalah sibuknya, dibandingkan kita yang sok-sok an sibuk. Yang saya pernah amati, anak kecil yang baru belajar berjalan itu biasanya dipapah terlebih dahulu oleh orang tuanya. satu, dua, satu, dua ... perlahan lahan kaki mungil itu pun mulai menjejak di tanah, dan yang bikin anak itu makin kerasa imutnya, kalau sepatunya yang dari karet itu udah mulai bunyi, "cuit .. cuit .. cuit" . hhaha, ah, itu sih sepatu khas bayi.
Nah, hari demi hari pun sudah dijalani sang anak untuk belajar berjalan. kini, levelnya sudah "medium", naik satu tingkat dari "easy". dimulai dengan merangkak, ia mencoba perlahan-lahan, dan ... gedebrus, ia tersungkur ! tapi, apa yang terjadi ? kebanyakan anak hanya tertawa ! hhahaha. dan mereka mencoba lagi ... terjatuh lagi ... bangun lagi .... tersungkur lagi .... bangun lagi !
Kadang tak jarang, mereka tak sadar mungkin mengalami cedera, karena mungkin terantuk pintu, atau sedikit lecet tergores lantai. tapi, siapa yang paling riweuh ? yaa, yang pasti orang tuanya lah, iya kan ? kadang anaknya sih baik baik aja, cuma bisa ketawa ketawa. tapi kalo nangis ya normal sih, tapi biasanya kebanyakan cuma ketawa ketawa doang.
Kok, mereka jarang menangis sih ? secara logika bisa terjawab kok, karena mereka belum tahu artinya sakit, dan karena mereka belum dapat ilmu, atau belum dikasih tahu, rasa sakit itu apa. intinya, mereka belum "tercemar" sebuah sugesti yang diberikan orang, yaaa karena mereka belum dapat berpikir rasional. lha wong masih 3 tahun kok. kita yang udah tua aja belum tentu bisa berpikir rasional, kan.
Dari sedikit merenung, kita ternyata bisa belajar dari itu.
Kita, mungkin sering mengalami masalah. kita pun mengalami rutinitas yang kadang membosankan ... berbicara prestasi anak sekolah, kita pun bak roda pedati, kadang diatas, kadang dibawah.
Yang sering dijadikan masalah adalah, ketika kita sedang "dibawah". suatu contoh kasus, misalnya kita sudah belajar pol-polan tentang suatu materi, tapi kita masih belum bisa berhasil mendapatkan hasil yang maksimal. dicoba lagi, masih sama. dicoba lagi, masih sama juga, gagal, gagal, dan gagal.
Disinilah titik klimaks, kita kadang mulai merendahkan diri dan menyepelekan potensi diri. tahukah kita, kita sendirilah yang mengubur diri kita dengan sugesti sugesti buruk yang bahkan datang dari dalam diri kita !
Sekarang, kita merasa lemah dan ingin mati saja, karena mencap diri kita gagal.
Tapi, kenapa kita tidak belajar dari seorang anak kecil tadi ? mengapa kita tidak mencontoh arti besar perjuangan dari anak kecil tersebut ?
Pikirkan saja, jika anak kecil berumur 3 tahun tadi bilang, "aduh, saya kok ngga bisa jalan gini .... udah dicoba coba kok gagal terus.. duh bagaimana ini ... ah, saya gagal .. gagal ... "
Kebayang kan ? berarti setiap anak kecil ngga akan mau belajar berjalan lagi, karena selalu gagal di awalnya. otomatis, orang orang dewasa pun ngga akan bisa berjalan dari kecilnya.
Sekarang, lihat kita sendiri. apakah kita normal dan bisa berjalan ? bukankah kita dahulu juga pernah menjadi seorang anak kecil, yang susah payah belajar berjalan ? bukankah kita dahulu sering gagal, dan mencoba lagi, gagal lagi, mencoba lagi , hingga akhirnya kita berhasil berjalan, hingga sekarang ?
Lalu, apakah kita tidak malu dengan diri kita di masa lalu yang tak pernah pantang menyerah, sedangkan kita di masa kini, sudah hampir menyerah dengan keadaan ?
Jelas, bahwa yang mempengaruhi kegagalan kita adalah sugesti dari dalam diri kita sendiri !
Sejenak, marilah kita putar ruang dan waktu, dan ubahlah diri kita ini sejenak seperti anak kecil tadi. Yaitu seperti anak kecil yang tak pernah pantang menyerah, seperti anak kecil yang tak pernah terpengaruh sugesti, seperti anak kecil yang selalu terseyum dan tertawa saat terjatuh, dan seperti anak kecil yang terus bangun, dan mencoba lagi ....
Ayo, kita bangkit lagi ! kita pasti bisa !
0 komentar:
Posting Komentar