• Selamat Datang !

    Idolaku adalah ...


    Assalamualaikum sadayana :D

    Seperti biasa, alhamdulillah, di sabtu ini kita bertemu lagi, yah. Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih bagi semua pembaca yang udah baca tulisan saya di blog ini, thanks banget buat dukungannya sehingga bisa eksis di "first link" nya google, hehe, tentunya dengan nulis dulu "Setitik Inspirasi Dari Saya" di search tab nya. Buat seluruh pembaca di Indonesia dan luar negeri yang udah mampir ke blog ini, bisa kok kirimin kritik/saran nya ke saya, di izzysmarzy@gmail.com. 

    Well now. seperti realita yang ada di dunia hiburan Indonesia, sedang hot-hot nya nih, banyak banget artis "muka baru" yang nampil di televisi. dan emang deh, sekarang itu lagi "wabahnya" boyband dan girlband. yoo ii, siapa sih yang ga tau ... mulai dari yang (punten) kualitas KW yang kebanyakan "lipsing", sampai yang kualitas T-O-P dengan multitalentanya. 

    Seperti yang kita maklumi juga, dari artis-artis baru tersebut, tentulah menjadi tren di masyarakat . Kalau bicara anak sekolahan mah, itu lagu lagu dari mereka pasti dinyanyiin, mau di kelas, di kantin, dimana aja deh. Dan di hape masing-masing pun udah ada tuh update-an lagu-lagu baru tersebut. So, ngga bisa ditahan lagi, praktislah si artis baru itupun menjadi idola baru di masyarakat.

    Nah, disinilah, sebenarnya para ahli sosiologi itu banyak bahan untuk meneliti, karena tren itu terus berubah seiring ada perubahan, kecuali perubahan itu sendiri. Dari realita yang terjadi ini, banyak faktor yang bisa dikaji, apakah dari segi budaya, sampai segi agama.

    So, berhubung saya bukan ahlinya, saya ngga mau terlalu jauh deh. Cuma yang mau saya share ke temen-temen adalah : apakah pantes tuh si artis baru jadi idola kita ?

    Hmmm. cukup rumit sebenarnya, karena kita punya pendapat masing-masing. toh, milih idola juga kan hak asasi masing-masing, hhehe. Tapii, mari kita lihat dari sudut pandang agama yah, karena agama lah yang berfungsi sebagai benteng ke-ego-an hati, dan agamalah yang membenarkan kebenaran, right ?

    Idola itu banyak definisinya. Cuma disini kita persempit aja, bahwa yang pantas jadi idola itu :

    - Dekat dengan Tuhan
    - Maksum (jauh dari dosa besar)
    - Berhati mulia
    - Bermental baja
    - Kaya hati sekaligus materi (indeed)
    - Punya karya besar
    - Nama yang melegenda
    - Memiliki pengikut yang banyak ...

    Dan yang lain sebagainya, masih banyak sih, cuma takutnya kaga cukup disini, hehe. Kalau masalah ganteng, keren, atletis dan sebagainya mah, itu mah udah termasuk yah dari kriteria di atas, kaga usah ditulis deh.

    Nah, sekarang kita bisa nilai deh, apakah si idola kita itu memiliki ciri-ciri di atas ? Hmm. 

    Sepertinya tidak ada yang sesempurna itu, selain utusan Tuhan, benar ? Subhanallah luar biasa, ternyata manusia sempurna itu pernah ada - dan masih tetap ada - di dalam hati pengikutnya hingga kini. terpujilah manusia sempurna itu, yang selayaknya memang kita idolakan.

    Nah, tanpa saya jelaskan lebih jauh pun, sepertinya kita sudah tahu apa maksud tulisan saya di atas. Dan saya harap, setelah kita paham, kita pun mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

    Adapun dari situ, kita sebenarnya harus sadar, bahwa kita ini adalah manusia biasa, yang jauh banget dari kriteria idola. Boro-boro lah, kriteria no.8 diatas aja kita ngga punya kan, hehehe. Apalagi kriteria no.3, naudzubillah min dzalik, mungkin masih terlalu jauh.

    Tapi, dari statement di atas, timbullah efek negatif dan positif yang terjabarkan dari pemikiran masing-masing manusia, yang kadang meng-ambigu-kan makna "kesempurnaan" utusan Allah tersebut.

    Contoh, efek negatifnya :
    - Ah, nabi sih pasti atuh memiliki sifat sempurna. Saya kan bukan nabi, wajar dong saya salah ! ( inilah satu trik untuk berkelit dan membenarkan diri, padahal salah ).
    - kadang, manusia itu punya sifat sombong, apalagi sampai menobatkan dirinya sebagai idola ( hey, come on, nabi aja yang sesempurna itu ngga menobatkan dirinya sebagai idola kok, kenapa kita yang "kelas bawah" malah sombongnya gede ? )

    Dan, beberapa efek positifnya :
    - Kita harus gampang memaafkan kesalahan orang lain, karena kita memang manusia biasa yang tak luput dari salah.
    - Kita harus sadar diri karena kita mungkin tidak sama sekali ( atau belum ) memiliki kriteria di atas, sehingga jadikanlah hidup kita ini "lebih menginjak tanah".
    - Kita harus contoh segala perbuatan idola kita yang sesungguhnya. Meskipun kita tahu bahwa dalam kisahnya, nabi pun sebenarnya punya salah, cuma dalam hal kecil saja. dari hal kecil itu saja, nabi sampai menangis dan merintih di hadapan Allah meminta ampunan. kalau gitu, kita yang sering melakukan dosa besar,  nasibnya gimana ? kadang kalau salah juga, engga tau nyadar, ngga tau engga. Naudzubillah min dzalik. Dan banyak perbuatan nabi yang patut kita aplikasikan, seperti baik kepada orang lain, bersahaja, sopan, membuat karya, dan lain sebagainya.

    Nah, dari situ deh, kita bisa ambil kesimpulan bahwa idola yang sepantasnya kita ikutin itu adalah utusan Tuhan. Yah, mangga aja itu mah kalau masih mengidolakan orang yang belum punya kriteria di atas, kan hak masing-masing. Berbicara efek, tentunya kita harus ambil yang positif dong, oke ?

    Saya pribadi juga ngga pantes banget lah buat dijadikan idola, aslinya, hehe. masih luntang-lantung, belum rapih, berbicaranya masih rada belum terjaga, dosa banyak, belum menghasilkan apa-apa yang malah banyak ngerepotin orang tua, aaaaaaaahhhh .... macem-macem deh. tapi ngga menjadi alasan saya untuk berkelit, karena mentang-mentang saya manusia biasa lalu bilang saya wajar kaya begitu, ngga deh. Yang patut diikutin mah efek positif lah, dengan mencontoh sifat dan sikap sang idola. Jadi, saya bisa memperbaiki diri di  setiap waktu, dengan "standar" yang dimiliki idola tersebut ... Amiiin. ( Aminin atuh hey .... )

    Semoga kita bisa memperbaiki diri, dan tetap istiqomah. Amin.

    Good Saturday ! 

    Foto Sumber :




     

    0 komentar:

    Posting Komentar