• Selamat Datang !

    Rindu Diri Sendiri


    Kemarin, hari ini, esok.

    Itulah bagian yang selalu kita lewati semasa hidup. Banyak sekali hal-hal yang mewarnainya, dan banyak pula pesan-pesan yang terkandung di dalam setiap hal tersebut. Beberapa darinya dapat kita jadikan pelajaran berharga dalam hidup ini, untuk mengasah karakter kita yang mau tidak mau harus selalu berkembang selama umur pun berkembang.

    Dari sekian pelajaran penting yang kita dapatkan tiap hari, kita jadi semakin tahu dan mengenal diri kita sendiri. Dulu, mungkin kita belum terlalu mengenal diri, sehingga dalam konsep sosiologi dijelaskan pada umur-umur belia kita masih harus “mencontek” pada orang yang patut kita contohi, dan itu tidak jauh dari figur orang tua.

    Sekian lama, tunas itupun tumbuh, seiring itu pula, panasnya mentari mulai menghangatkan diri ini. Pada masa itulah, kita sudah berani keluar rumah, dan mulai melakukan kontak dengan teman-teman sebaya. Itulah interaksi sosial yang amat sangat penting, meskipun kita belum terlalu sadar.

    Selaras waktu menjauh, tunas muda itu pun menuju tumbuh kembang dewasanya. Dari sinilah segala pemikiran mulai tercipta, bergandengan dengan karakter tiap-tiap jiwa yang makin timbul. Dalam masa ini, tersebutlah bahwa tunas tunas tersebut sedang mencari “jati diri” .

    Bertopeng pada kalimat “pencarian jati diri”, tunas tunas ini kadang tak segan melakukan apa saja. pembauran yang makin kompleks pada pergaulannya, semakin menambah jumlah perbendaharaan tipe “jati diri” yang dicari. Sekarang ini sebagai contoh, sedang mewabah K-Pop. Dari sekian remaja yang terjangkit wabah, mereka menganggap itulah “mereka”, itulah yang mereka cari-cari sekian lama. Mereka pun menyamakan style mereka dengan para idola, bahkan tak segan-segan untuk melakukan yang lebih dari itu.
    Sebenarnya, itu sah-sah saja, sebagaimana tidak ada satupun Undang-Undang yang melarangnya. Tapi, yang patut dikritisi disini adalah apakah statement mereka itu dapat bertahan seiring waktu ? sebagai contoh saja dari kasus tadi, kalau misalnya tren berganti, dan warna musik berubah seiring zaman, apakah mereka akan tetap pada pendiriannya ?

    Tidak dapat dijamin, bukan ? itulah yang sedang dipermasalahkan disini. Seperti contoh diatas, banyak diantara kita yang kadang terseret arus zaman, mengikuti trend dan mode yang semakin berkembang, tanpa mengetahui “siapa diri kita sebenarnya”.

    Kembali kepada diri kita.

    Jika kita pun sama seperti diatas (baca=ganti-ganti style), tanpa mengetahui siapa diri kita sendiri, itu sama saja dengan “mencari berlian di balik gunung, emas di depan mata tak digubris”.

     Sungguh sangat disayangkan, bukan ?

    Jadi, sudahkah kita mengenal diri kita sendiri ? seperti apa kita ini, seperti apa tipe karakter yang kita miliki, dan apa tujuan kita untuk hidup ? disinilah yang berat.

    Butuh waktu untuk merenungkannya.  

    Suatu waktu, jangan salahkan hati kita yang kadang berontak, meronta-ronta di tengah kegelisahan, hanya satu kalimat pendek namun membahana, “siapa diriku ini ?”
    Harus kita ketahui, hanya hati kecil lah yang mampu menilai baik dan buruknya diri kita. Jadi, ikutilah kata hati untuk menemukan jati diri …


    Foto Sumber :




    0 komentar:

    Posting Komentar