Bismillahirrahmanirrahiim …
Selamat malam, pembaca SIDS :D bagaimana kabarnya hari ini, sehat walafiatkah ? semoga kita termasuk orang yang dilindungi-Nya, diberkahi-Nya, diampuni segala dosa, dan diterima amal ibadahnya, amiiin.
Malam minggu gini emang enaknya refreshing yah, sekedar meluangkan waktu untuk mencari kesenangan, setelah enam hari full kita berjibaku di ranah tugas masing-masing, ada yang pelajar, ada yang mahasiswa, ada yang kerja, dan lain sebagainya. kalau mengenai saya, sebagai anak kelas 12 SMA, yah lumayan sibuk lah seperti biasa banyak ujian-ujian menjelang UN, oleh karena itu, saya minta doanya yah pembaca, semoga ujian-ujian yang saya tempuh lancar, dan tentunya mencapai hasil yang memuaskan, amiiin ….. (aminin dong, hehe)
Oke, teman-teman, seperti yang sudah saya janjikan kemarin, kali ini kita akan membahas tentang kemapanan dalam cinta, setelah tempo hari kita membahas bahasan kematangan dalam cinta, semoga yang sudah mengarungi mahligai rumah tangga semakin matang dalam “mengarungi bahtera” dan “menempuh badai” yang melanda keluarga. Juga, yang sudah cukup umur, bersiap untuk lebih mematangkan lagi cinta yang akan dirajut, kalau udah punya kecukupan mending segera menikah deh yah, agar terhindar dari fitnah, dan tentu saja menjadi amal ibadah yang berkah. Ooops, dan tidak lupa pula, untuk orang yang belum matang-matang acan (kayak saya, hehehe -,-), sing sabar aja, kita harus banyak banyak menimba ilmu dulu, ntar kalau udah gede, udah matang dan mapan, baru deh, OK ?
Sip, sekarang kita lanjut aja yah, ke bahasan utama,
KEMAPANAN, yang saya akan bahas ada tiga poin penting, yaitu :
· Kemapanan Iman
Ini tentunya berhubungan juga dengan ilmu agama, atau pemahaman agama yang dimiliki seseorang, sejauh manakah ia mengerti konsep-konsep cinta dan adab bercinta yang terdapat dalam kitab suci masing-masing. Tuhan tentulah sudah menentukan segalanya, sehingga cinta itu sendiri memiliki arti luhur, tinggi, dan suci. Tentu saja, karena Tuhan pula lah yang menciptakan cinta. Kita sih ngga ngerti, kok bisa suka sih ama lawan jenis ? kata ilmuwan mah, dalam tubuh kita ini ada hormon yang mengandung ini-itu-ini-itu yang membuat kita merasa tertarik pada lawan jenis, dan dari situlah cikal bakal cinta, katanya.
Balikin lagi ke konteks, tetep aja cinta itu sendiri belum menemui definisi tetap. Toh, hormon itu juga kan cuma cairan, lalu apa hubungannya dengan cinta ? kita mungkin tiap saat ngomong, cinta itu bersala dari sini nih (sambil nunjuk ke hati) padahal kita sendiri tahu, fungsi hati itu menetralisir kandungan racun dalam tubuh kita. Lalu, apa itu cinta ?
Yah, itulah cinta, rahasia Yang Maha Besar. Kita juga awalnya tidak mengerti. Tetapi setelah kita belajar agama dan termaktub pula dalam kitab suci, bahwa rasa cinta itu adalah suci, yang Allah anugerahkan kepada makhluknya, maka mengertilah kita.
Lebih jauh lagi, cinta milik manusialah yang paling sempurna. Coba, kita liat sendiri, Allah memang menganugerahkan rasa cinta pada binatang kepada sesamanya, tetapi itu hanya sekedar” permainan nafsu” untuk berketurunan, dan hanya sebatas “insting” yang selalu muncul setiap musim kawin, dan untuk merawat anak-anaknya hingga dewasa. Selebihnya, tidak ada.
Nah, manusia memang dianugerahi tatacara yang sempurna untuk merajut cinta, karena jelaslah bahwa Allah menginginkan yang terbaik untuk makhluk tersempurna ciptaan-Nya ini, dimulai dari konsep cinta hingga pada batasan pada cinta itu sendiri.
Bayangkan, jika Allah tidak membataskan adab bercinta pada manusia, pasti menjadi kacaulah semua ! Allah dengan jelas mengharamkan cinta yang dilakukan sesama jenis, bukan ? kalau tidak ada batasan itu, waah kacau banget deh, bisa-bisa banyak tetangga kita yang homo-an, hiiiiiii -,-
Allah juga mengharamkan dengan jelas jika kita sebagai anak (laki-laki) menikahi ibu kandung yang ditinggal mati suaminya, atau ayah kandung yang menikahi anak perempuannya karena ditinggal mati istrinya, iya kan ? kalau ngga ada batasannya, waaaah, bisa bisa tragedi Malin Kundang terulang lagi dong, hehehehe..
Dan banyak lagi deh, terutama kita-kita yang masih remaja, Allah juga menurunkan adab-adab dengan lawan jenis yang harus benar-benar digunakan, jika tidak, maka kita akan menyalahgunakannya di jalan yang sesat. Yang jelas, Allah menciptakan software di hati kita yaitu rasa cinta, tentu tidak lepas dari guide book dan instruction yang ia paparkan di dalam kitab suci. Oleh karena itu, beruntunglah kita yang memiliki kemapanan iman, yang jelas-jelas harus mengikuti dari panduan Sang Maha Pencipta, tahu batasan-batasan, sekaligus menjadikan cinta itu benar-benar murni dan bernafaskan ilahiah.
· Kemapanan Ilmu
Nih, dia, yang menjadi syarat-syarat yang jadi calon menantu, hehehehe. Kebanyakan CaMer alias calon mertua, pengen menantunya itu “cerdas”, hihi. Ya iyalah, mana ada mertua yang mau kalau menantunya “kurang cerdas”, ntar gimana anaknya coba ? yah itulah teman, memang manusia yang barguna itulah yang memiliki iman dan ilmu.. memang sih, ilmu itu tidak diukur dari banyaknya pangkat yang dipunya, seberapa lama dia sekolah atau sekolahnya di luar negeri kah, dan sebagainya, karena ilmu tidak sedangkal pemahaman tersebut di atas. Mungkin ada orang yang tidak memiliki pangkat, tapi ia benar benar menggunakan ilmu yang ia punyai untuk kemaslahatan dia dan sesamanya.
Nah, taraf ilmu seseorang sebenarnya gampang keliatan kok, salah satu poinnya adalah berbicara. Biasanya dapat dilihat dari gaya ia berbicara, apa yang dibicarakan, dan bagaimana kaidah bahasa yang digunakan. Hmm, mungkin bisa langsung dibedakan yah, yang mana orang yang "cerdas" atau "kurang cerdas" ? hehe.
Tapi tenang, semuanya bisa dipelajari. Mumpung masih muda, coba deh kita menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, karena kita ini masih gampang deh kalau belajar, jangan menunda sampai nanti, karena menunda belajar ngga akan ada habisnya. kalau perlu, (atau memang perlu) kita harus membuat catatan prestasi yang apik di masa muda, yaah itung-itung investasi lah di masa depan..
Nah, hubungannya dengan cinta ? jelas, disinilah harus ada koherensi antara ilmu dan perbuatan. Ilmu yang kita serap sebanyak mungkin itu harus di-muamalah kan ketika memang sudah tepat waktunya. jangan ampe nanti, kita jadi malu sendiri karena kurang ilmu tea. dan ilmu pun bisa menjaga kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan, dan lebih enaknya lagi, nih saya buat level-nya aja yah :D
1. Allah mencintai orang yang berusaha mencari ilmu, dan merahmati orang yang berilmu.
2. Orang tua kita pasti senang punya anak yang pintar, jadi sayang deh ama kita
3. Jodoh kita juga pasti ga akan jauh-jauh deh (pasti yang pinter juga : amiiiiiiin)
4. Mertua seneng
5. Orang yang pinter banyak rezekinya,
dan lain lain, hehehehehehe.
Kemapanan Finansial
Nah, ini dia, yang agak sensitif, hehe. antara penting dan agak penting gimanaa gitu yah. Tapi, memang, untuk merajut cinta yang baik itu butuh kemapanan dalam hal ini. Bukan maksud matre atau apa, tapii yaa memang kita emang butuh yang namanya ini. Bahkan Allah sendiri memakruhkan orang yang ingin menikah, tapi ngga punya biaya dan kesiapan (nah lho!) Allah tidak menganjurkan kita matre atau berlebihan, melainkan lebih menganjurkan agar kita hidup berkecupan, right ?
Tuh, kayak kisah yang saya posting di awal, tentang seorang suami istri yang saling mencintai dan lagi gombal-gombalan, tapi pas si istri laper, suami ngga bisa ngasi makan ... -,- duh gimana ya ?
Nah itulah. Buat ikhwan nih, dari sekrang mendingan udah mulai deh cari-cari peluang usaha apa nih yang kayaknya cocok ama minat bakat dan kemampuan kita. jangan ampe nanti kita mau berkeluarga, tapi belum punya apa-apa, cinta sih boleh cinta ke istrinya, nah giliran ngasi makan ? bingung kan. Nih misalnya, istri ente ntar milad, ente mau ngasi apa ke dia sebagai tanda cinta ? dan lain sebagainya deh. makanya, jadi ikhwan ituh harus udah ngerti gimana nyari jalan buat ngenafkahin keluarga, ntarnya ( ngomong-ngomong, saya kayak yang nasehatin diri sendiri, hehehehe )
Buat akhwat nih, jagalah auratmu yah, jangan diumbar-umbar gretongan. kan katanya, mau cinta ama suaminya, ntar ? makanya jagalah dirimu. banyakin ilmu dari sekarang. mantapkan hati. sing sabar dan asah sifat keibuanmu. pinter-pinter lah nyari suami yang soleh, yang pinter, yang mapan, yang ganteng... waaaah insya allah berkah deh, ukhti ... hehehe (nah loh ?)
Hehehe, nah begitulah teman, bentuk kemapanan yang minimal wajib kita miliki. Tapi, jangan lupa, iman-ilmu-rezeki itu datangnya dari Allah juga, jadi jangan lupa terus berusaha yang terbaik di jalannya, berdoa untuk yang terbaik, dan pasrah terhadap ketetapan-Nya..
Insya Allah, jodoh mah ngga akan kemana yah.
Saya jadi keingetan buku biografi Pak Habibie euy, isinya mengena banget lah. keren pisan beliau itu. salah satu contohnya, (kalau temen-temen belum percaya) jodoh orang pinter mah orang pinter lagi, beneran ! liat aja, Pak Habibie lulusan ITB Aeronautika, istrinya Bu Ainun (alm) lulusan Kedokteran UI. Wiiiiiiiiiiiiiih subhanallah sekali ya, jabaning saroleh deuih, punya anak palinter deui sarua, wah ....
Kalau kita baca biografi beliau, wiiih gimana masa mudanya (yang keren pisan) dari dimulai TK-SMP SMA di Bandung-Masuk ITB-Ke jerman-Kerja di MBB Jerman-Buat desain pesawat-Balik ke Indonesia-Jadi menteri-buat IPTN-Jadi presiden ...... Subhanallah, tuh jalan orang yang banyak ilmu mah da gitu.
Soal cinta ? luar biasa lah. dua insan yang sejoli. baca deh biografi beliau yah ... tuh, kan,
Belum lagi kita baca biografi orang tersukses sejagad, Nabi Muhammad SAW. wiih, gimana sejarah beliau, ilmu beliau, karier beliau, kisah cinta beliau ....
Banyak yang dapat kita ambil pelajaran. Oleh karena itu, tetap istiqamah ya, sahabat !
Foto Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar