Ketika kita melewati hari, banyak sekali arahan yang mesti
kita tuju, dimulai dari secercah harapan hingga hasil yang kita dapatkan
setelah kita mengusahakannya. Tidak salah memang, jika kita melihat kondisi
atau fakta yang ada, bahwa tidak sedikit manusia yang melakukan usaha karena
tujuan material, yaitu mendapatkan kehidupan yang layak dan berkecukupan.
Mungkin saja itu termasuk orang tua kita sendiri ataupun kita sendiri, nanti.
Meskipun memang, masih banyak yang harus kita cari dalam
kehidupan yang cenderung singkat dan cepat. Entahlah, mungkin kita tak pernah
menanyakan pada hati kita, kenapa kita tidak mau membuka diri untuk mencari
lebih banyak saripati kehidupan, seakan akan kehidupan ini hanya untuk material
belaka. Kenapa kita harus bersusah payah, kenapa kita harus menguras peluh, dan
kenapa kita harus berjuang mati-matian, hanya untuk materi belaka ? dan materi
itu pun tidak pernah abadi melekat pada kita, bahkan materi tersebut pun untuk
dibuang kembali. Sadarkah kita ? Tidak, tidak sama sekali.
Jika kita berpendidikan hanya untuk mendapatkan materi,
tidaklah salah besar, karena memang di zaman “edan” ini, jika kita tidak
memiliki materi yang mencukupi, maka kita bisa “gila sasar” dibuatnya. Pun kita
patutnya bersyukur apabila kita dianugerahi harta yang berkecukupan, sehingga
kita setidaknya bisa memikirkan hal yang jauh lebih baik dan penting, sangat
kontradiktif dengan saudara-saudara kita yang berpeluh keringat di ujung jalan
sana, demi mendapatkan sesuap nasi untuk melanjutkan hidupnya. Bukan mereka
tidak sempat untuk memikirkan kehidupan lebih jauh, akan tetapi, mau bagaimana
lagi, itulah jalan kehidupan yang mesti mereka jalani.
Sekarang tugas kita adalah bagaimana memanfaatkan potensi
waktu dan harta kita yang luang ini untuk hal hal yang bermanfaat dan lebih
baik. Paling tidak, kita harus mewujudkan mimpi kecil orang tua kita yang
menginginkan anaknya “jauh lebih baik dari orang-tuanya”. Dengan berbekal
pendidikan dan kesempatan yang kita punya, marilah kita mulai mensyukuri nikmat
Tuhan, dan mengapresiasi orang-orang yang berjasa di sekitar kita.
Kembali ke topik, jadi apakah yang harus kita lakukan ?
Menilik dari kisah hidup orang sukses, yang tapak sejarahnya
sudah mendunia dan menginspirasi orang banyak , tentu kita harus pandai pandai mengambil
hikmah di setiap kisahnya, bukan hanya decak kagum sesaat, lalu kita kembali ke
“kejahiliahan” kita. Apapun itu, kisah tersebut menjadikan cerminan bagi kita,
apakah kita juga mampu melakukan hal hebat yang sama, atau lebih dari itu ?
cara terbaik yang harus kita lakukan adalah benar-benar meneladani kisah hidup
orang-orang sukses, dan belajar dari setiap kesalahannya.
Dari pemikiran saya yang belum terlalu luas ini, mungkin
hanya tiga faktor secara garis besar yang akan saya angkat, dan akhirnya saya
tahu, bahwa mungkin inilah beberapa dari
sekian banyak jalan, yang harus kita dapatkan demi kebahagiaan hidup kita .
3. Karakter
Inilah harta terpendam yang tak jarang diabaikan pemiliknya.
Karakter seseorang dapat menentukan
separuh kebahagiaan hidupnya. Inilah hal yang sulit, karena warna karakter
di luar sana yang mempengaruhi warna karakter kita sendiri. Mungkin kita agak
bingung dalam menentuka figur pemimpin, sebagai contoh, yang mana menurut kita lebih
baik, apakah karakter Bung Karno ataukah karakter Bung Hatta ? bisa saja itu
semua relatif adanya. Karena karakter
kita adalah milik kita. Tidak ada karakter yang sama satu dengan yang lain,
meskipun jika ada yang mirip juga tidak perlu ditentang. Sebagaimana pula
bentuk sidik jari setiap orang, satu sama lain pasti berbeda.
Inilah harta kita yang paling berharga, yang mungkin belum
kita optimalkan. Yang harus kita tahu, karakter kita itu tidak dapat ditiru
orang lain. Hanya saja, kita harus mengarahkan karakter kita kearah yang baik
pada saat kita remaja. Remaja, seperti besi yang lembek, masih dapat
dibengkokkan kearah manapun, namun jika sudah keras, maka sudah panceng alias tidak bisa diubah-ubah
lagi, itulah ketika kita sudah menjumpai masa dewasa.
Dengan karakter, kita menjadi kuat dan tidak terombang
ambing dalam kehidupan. Tidak melongo-melenge
saja terbawa sikap orang lain, dan kita juga bisa menentukan pilihan hidup kita
sendiri. Dengan karakter, kita bisa menjadi lebih percaya diri, lebih
bersyukur, lebih original sekaligus
menghargai perbedaan karakter dengan orang lain. Jika
kita kehilangan karakter, maka hidup kita seakan-akan tersiksa …
2. Cinta
cinta disini bukan sekedar cinta. apa keindahan pertama yang kita temukan ketika lahir di dunia ? cinta. adalah seorang ibu yang susah payah melahirkan kita, karena cinta. Ibu yang rela menukar nyawanya untuk kita, karena cinta. Ayah yang susah payah menghidupi kita, karena cinta. kedua orang tua kita yang siang malam, panas hujan, dari kecil hingga sekarang tidak pernah lelah mengurus kita, pun karena cinta.
Cinta adalah sesuatu yang sulit diungkapkan, tetapi sangat dibutuhkan. adapun sebab musabab nya kita hidup hingga kini, pun karena cinta. Pernah kita membayangkan betapa cinta-nya Tuhan pada kita ? hingga kita diberikannya nafas, meskipun kita sedang tidur. bayangkan, apabila Tuhan tidak memberikan nafasnya, kita tentu ketika tidur akan "lupa bernafas" ... naudzubillah.
Cinta tentu tak hanya sekedar deskripsi kecil seperti ini. masih banyak lagi cinta-cinta yang lain yang menebar di bumi ini, yang memberikan kepada kita rona warna kehidupan yang indah. ingat, cinta sejati itu sangat berharga .
dengan ini pula, manusia bisa menjadi lebih baik, lebih terarah dan terukur, lebih menghargai sesama, lebih bersyukur, dan lebih mantap dalam mengarungi kehidupan, yang pada suatu saat nanti akan dipertanggungjawabkan. Hidayah pun membuat mabusia menjadi "lebih manusia" dengan tingkat kemuliaanya yang tinggi. Betapa inilah bentuk kasih sayang termurni dan teragung yang pernah diberikan.
Hanya saja, apabila kita mengabaikannya, maka kita termasuk golongan yang lebih rendah dari hewan sekalipun.
Sekarang, lihatlah, apakah kita sudah memiliki tiga hal yang sangat berharga ini ?
Jika belum, usahakanlah.
Jika ya, syukurilah.
0 komentar:
Posting Komentar