Assalamualaikum Wr. Wb
Apa kabar teman-temaaaans :) sehatkah dikau disana ? semoga aja masing dalam lindungan Allah SWT, dan diberikan kemudahan untuk mencari ilmu seluas-luasnya, amin.
Tak bosan pula, blog ini saya hadirkan di depan anda semua, yang update tiap malam minggu (Insya Allah, hhe) tentunya, hingga sudah mencapai postingan saya yang kesekian …
Disini, pada postingan ini, saya ingin membahas sebuah sudut pandang yang berbeda dari sebuah permasalahan hidup, yang kita alami sehari-hari … Apa itu ?
Baca lagi gera judul diatas. Rada rada aneh yah, hhe. Maksudnya Kang Fikri teh apa yah ?
Saya akan mendeskripsikan sebuah cerita terlebih dahulu, sebelum kita beranjak ke kesimpulan dari judul tersebut. Baiklah …
Mari liat diri kita masing-masing, yuk ! ( Hayooo, ada yang belum mandi, ngga niih ? hhehehe ). Enggak deng, becanda kok. Bukan ngeliatin diri kita secara tampilan fisik, tetapi lebih ke dalam kondisi kejiwaan dan pengalaman aja. Whuaaaa, ngga usah jauh-jauh mikirnya, kita baru aja kan memulai fase baru, atau “kembali baru” di lingkungan sekolah ?
Ada yang bernafas lega karena baru saja menapaki tangga sebagai murid kelas X, ada juga yang “terengah-engah nafasnya” pas naik ke kelas XI dan kelas XII ( hhahaha … kebanyakan remedial mungkin yah, jadi aja kaya gitu :) hehehehe maaf***saya juga ngalamin kok ). Tapi dari keperihan yang kita perjuangkan untuk mencapai yang kita inginkan, toh, akhirnya sampai juga di tujuan, iya kan ?
Coba, sekarang tanyakan pada jiwa kita, apakah pada sekarang ini, kita merasakan kembali “keperihan” dari hal yang pernah kita perjuangkan dahulu ? tentu TIDAK, bukan ? yang lalu, ya… sudah berlalu ! Nah, yang patut menjadi bahan introspeksi kita, adalah saat sekarang, dimana kita sekarang adalah apa yang diusahakan oleh kita dahulunya pula. Kawan, sekali lagi, saya ngga main-main loh menjelaskan kembali ampuhnya dan abadinya hukum sebab-akibat, yang “dilegalisir” oleh sang Maha Pencipta. Perwujudannya, dapat kita lihat pada masing-masing diri kita, iya kan ? Siapa saya sekarang, itulah yang saya perjuangkan dahulu. Begitupun anda, anda sekarang, adalah apa yang anda perjuangkan dahulu …
Ya sudahlah. Dahulu ya dahulu … mungkin menanggapi pertanyaan saya diatas, kita mungkin sedikit lega, bahwa kita tidak akan pernah merasakan lagi “keperihan perjuangan” masa lalu. Namun, jangan lengah, karena SEKARANG, kita sedang merasakan “keperihan perjuangan” masa kini !
Kelas baru. Teman baru. Wali kelas baru. Naon deui ? aaah sagalana weh baru. iya, kalo semuanya lancar. hanjakalna, sekarang mah ngga. Sugan ngarep batur teh nu balalener, eh malah dapet yang ngga puguh. Ditambah deui, pelajaran nu ieu, pikasebeleuuuun pisan, aaaahhh. Kudu kieu, kudu kitu. Kudu mencapai KKM sakieu. Haduh, ieu deui meni banyak tugas, akhhhhh :(
Itulah contohnya yah, yang saya kutip dari pikiran seorang batur, hhehe. Yah, seperti itulah mungkin, tipe “perjuangan” yang kita alami. Wajarlah, sebagai seorang manusia biasa, yang tak luput dari dosa dan putus asa, berfikir seperti demikian. Tapi … coba masuki pola pikir anda.
HEY ! PERNAHKAH KITA MELEWATI UJIAN SEPERTI INI SEBELUMNYA ? PERASAAN SERING BANGET DEH … trus, apa yang terjadi selanjutnya ? apakah SELESAI juga akhirnya ?
Ya, selesai, bukan ? yang kita butuhkan untuk menghadapi ujian baru adalah, sedikit intermezzo tentang hal yang telah lalu. Bagaimana sih kita melakukan tugas ini, yang sama sulitnya dengan dahulu pernah kita kerjakan ? seakan kita ingat, kita pernah belajar semalaman, jungkir-balik mengahapalkan materi, tertatih tatih mengejar guru untuk perbaikan nilai, berjuang keras mengatur jadwal , dan sebagainya … dan hasilnya ? kita sekarang ini, adalah orang yang sudah berhasil mendapatkan hasil usaha tersebut, kan ?
Kita akhirnya mendapat kesimpulan, bahwa perihnya berlelah-lelah sejak dahulu pun tak pernah ada bekasnya ketika sudah berganti waktu, yang ada hanyalah hasil dari berlelah-lelah itu sendiri … Ayo, kita ubah mindset kita yang pengeluh, menjadi mindset pantang menyerah, tanamkan sugesti bahwa apa yang kita perjuangkan sekarang tidak akan sia-sia …
Kabar baiknya, teman, ingatkah kita dahulu, mungkin kita pernah berniat atau mengucapkan sebuah doa, bahwa kita siap untuk menghadapi apapun, dengan semangat membara ? mungkin saja, perihnya perjuangan yang kita hadapi ini adalah sudah berada di TENGAH JALAN, atau bahkan sedikit lagi mencapai PENGHUJUNG, dari apa yang kita semua impikan !
Lelah, bahkan akan lelah mengejar kita, yang selalu semangat menjalani hidup. Apalagi, bagi orang yang berniat tulus dan ikhlas, ia merasakan lelah itu bahkan seperti sebuah kebiasaan, dan tidak ada rasanya lagi ! yang ada dalam pikirannya, adalah motivasi, semangat, dan pantang menyerah !
Ayo bersama-sama, kita berlelah-lelah di jalan kebaikan sekarang, agar kita dapat mencapai apa yang kita inginkan di kemudian hari !
Ayoooo semanggi :) Semangat tinggi, tingting **
*** terkhususkan untuk teman-temanku, ayo semangat ! 7 bulan lagii kawaaan :) … Umumnya kepada semua sahabatku seperjuangan ... semangat ! Semoga Allah memberkahi.
Foto sumber :
http://eemoo.wordpress.com/2010/01/25/lelah-bersama-hivaids-dan-narkoba/http://semanggiku2me.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar