Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh !
Jawab dong sahabaat .. biar weekend nya berkah, hhehe.
Pertama-tama, marilah kita bersama-sama bersyukur atas berkah dan rahmat yang selalu terlimpah kepada kita selaku umat-Nya, apapun bentuknya mulai dari cobaan maupun kemudahan, betapa besarlah itu sehingga patutlah bagi kita untuk mensyukurinya.
Hemm, melalui blog pribadi saya ini, pertama tama saya mengucapkan beribu terima kasih pada akang-teteh, rekan-rekan, maupun adik-adik dari ruang lingkup OSIS SMAN 1 Cileunyi yang saya banggakan. Dari sanalah saya “lahir” dan di sanalah tempat saya mengabdikan diri. Apapun jerih payah yang kita usahakan dahulu, kini telah menjadi pelajaran bermakna khususnya bagi saya, untuk mendewasakan diri dan berguna bagi sesama.
Dan akhirnya, dengan berakhirnya acara LDKS yang merupakan acara terakhir OSIS angkatan 23, maka berakhirlah pula masa bakti saya disini. Jejak apapun yang saya tinggalkan, baik maupun buruknya, sudah menjadi prasasti tersendiri dalam kehidupan saya khususnya. Sedari itu, saya juga meninggalkan banyak catatan buruk kekhilafan, semoga dapat dimaafkan dengan tulus. dan semoga saja, “prasasti baik” yang saya tinggalkan dapat menjadi teladan bagi adik-adik angkatan selanjutnya untuk menjadikan OSIS kita bersama menjadi lebih baik. Amiiiiiin :D
Aminin dong teman-teman blogger, hhehe. itung itung doa dan sedekah, :D
Malam ini kita mau bahas apa yah ? Hmm.
Sedekah. Ngomong-ngomong masalah ini, kayaknya yah, mungkin sudah tabu dibicarakan. Orientasi sedekah itu sendiri kadang kabur seiring waktu. Entahlah, kita juga hanya bisa mengelus dada, bahwa memang, keberadaan sedekah itu “hampir-hampir punah” dalam peradaban kita.
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali Imran: 92)
Nah, disinilah mulai duduk perkara. Dalam ayat di atas, jelaslah bahwa sedekah itu adalah menafkahkan sebagian harta yang kita cintai. tapi apalah faktanya, bahwa ketika kita menyedekahkan sesuatu, sangatlah jauh dari kriteria. Apa yang kita sedekahkan ? kadang hanyalah sebuah uang buruk yang kelihatan sudah tidak layak pakai, itupun sedikit pula nilainya.
Allah memang tidak mematok kriteria jelas dari sedekah, dan Allah tidak memaksakan sedekah. Yang dipertimbangkan hanyalah keikhlasan dari dalam diri kita sendiri. Hayo, saya mau tanya, yang di dalam dompet itu ada seribu ama 5 ribu misalnya, yang mana yang mau disedekahin ?
Itu kembali lagi sesuai keadaan kita masing-masing yah, hehehe. Percayalah, Allah akan membalas linier, bahkan linier kuadrat dari apa yang kita usahakan. sedekah berapapun, Allah pasti akan membalasnya berlipat ganda. Jangan sampai kita mengatakan, “ ah, biarin dikit juga, yang penting sedekah “ … memang ngga salah itu mah. Tapi jangan salahkan pula jika nanti Allah menakdirkan rejeki kita sedikit lho … ih ngga percaya ? gimana kalau kita membayangkan kalau Allah bilang kayak gini, “ ah, biarin aja rejekinya dikit, yang penting dia hidup … “ hayo gimana ? hhehe. Percaya deh ama Allah, dia itu sesuai persangkaan hamba-hambaNya.
Weeeet… weeeeeet…. Weeeeet ….
“lah gue, kaga punya uang bro, gimane dongs ? jadi gua sedekahnya gimana ?”
Ini memang masalah klasik. Banyak orang yang sedikit menghindar dari sedekah dengan menggunakan keadaannya yang menyulitkan. Dari emang bener-bener ngga punya uang beneran, sampai sampai tega berbohong bersilat lidah ! sebenarnya uangnya ada, tapi bilang “ngga ada uang” itu maksudnya adalah “ngga ada uang kecil ..” naudzubillah.
Sudahlah. Mari kita jauhkan pandangan kita, bahwa sedekah itu hanya bisa diukur dari harta. Ya, ladang sedekah itu banyak lho temen-temen !
Ada pepatah yang mengatakan,
Everything you say, is everything you know …
Everything you know, is everything you learn …
And, everything you learn, that is YOU …
Kaharti, ngga nih ? Mungkin arti harfiahnya gini yah.
Apa yang kau katakan, adalah apa yang kau tahu. Jadi, cerminan pengetahuan orang dapat kita ukur melalui salah satu cara, yaitu melihat bobot ucapannya. Jika kita mendengar ucapan orang yang sopan, berbobot, bermanfaat, serta mengandung ilmu yang dalam, ya sedalam itulah pengetahuan orang itu. Begitupun sebaliknya. Perbedaan orang yang berpengetahuan dan tidak adalah : orang tidak berpengetahuan,” SUARANYA NYARING, TAPI CEMPRENG” dan orang yang berpengetahuan “SUARANYA NYARING, DAN BERNADA INDAH” …
Apa yang kau tahu, adalah apa yang kau pelajari. Tahukah anda, tentang gerakan reformasi pada bulan mei 1998 ? tahukah anda, bahwa pada saat itu tidak hanya terjadi demonstrasi yang merusak, tapi juga (maaf) pemerkosaan terhadap orang keturunan etnis cina ? dan tahukah anda, bahwa gerakan tersebut didalangi oleh seorang berlatar belakang militer ? OK. semakin banyak anda tahu, semakin luaslah pemikiran anda.
Dan, apa yang kau pelajari, itu adalah dirimu. Ya, seberapa jauhkah orang dapat menilai kualitas seseorang ? sekian persen terbesar, adalah dari faktor ilmu orang itu sendiri. Sampai manakah orang itu menguasai ilmu pengetahuan, itulah yang akan mencerminkan dirinya. Dari mana ia mendapatkan ilmu ? ya, tentunya dari belajar dong, iya kan ? belajar apapun tentunya.
Nah, ini dia temen-temen, aset kita nomer satu untuk disedekahkan, yaitu ILMU. Bahkan dengan ilmu, kita bisa menghasilkan aset sedekah nomer dua, yaitu harta. Percaya ? hhehe. pikir saja sendiri deh.
Dari ilmu, itu kita bisa mencabangkan lagi, bidang mana lagi yang bisa kita cabangkan untuk aset sedekah yang luar biasa !
- Mencari ilmu !
- Mengaplikasikannya pada diri sendiri !
- Menebar manfaatnya pada orang lain !
Tidakkah kita menyadari bahwa perbuatan diatas adalah lahan sedekah dan rahmat bagi kita ? siapa yang sudah mendalami ilmu di kitab suci, tidak akan menyangkal apa yang saya tulis diatas. Tuhan akan menaikkan derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan ! apalagi jika kita berhasil memberikan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, wuiiddiih subhanallah, pahala kita jadi berlipat ganda, dan bisa dijadikan Multi Level of Pahala, artinya pahala kita itu berlipat-lipat seiring ilmu kita itu digunakan oleh orang banyak.
Apalagi ?
- Senyum ?
- Menebar salam ?
- Tidak bersentuhan antara lawan jenis ?
Bagi orang yang ilmunya tinggi, tentu tahu, bahwa senyum itu adalah ibadah, dan berpahala pula, bener ngga ? trus, menebar salam, wah bener-bener, buat kita yang sering menebar salam berarti kita termasuk orang akan terus dirahmati oleh Allah atas ucapan suci itu, bahkan kita bisa diberikan “bonus paket” oleh Allah dengan ucapan orang yang menebar salam balik untuk kita ! apalagi ini nih, yang ketiga, di sebuah hadist dalam kitab As-Sunnah, dijelaskan bahwa orang yang sengaja bersentuhan dengan lawan jenis, maka di neraka ia akan disiksa dengan jarum yang ditusuk-tusuk di kepalanya ! (HR. Thabrani dan Baihaqi) .maka beruntunglah orang yang berilmu, karena ia akan selamat dari azab Allah, dan tentunya mendapat rahmat dari-Nya.
Trus apalagi ?
Masih banyak lagi deh teman-teman, mulai dari perbuatan kecil sampai yang terbesar, asal kita tahu ilmunya. Iya kan ? yang jelas, dari hal-hal yang baik itu, pahalanya kita dapeet, kebaikannya kita "sedekahkan" kepada orang lain, bener ngga ?
Oke. Selamat mencari ladang sedekah dan pahala masing-masing yah ! semoga dengan jalan ilmu yang kita miliki, kita bisa menjadi lebih baik ! bahkan dari ilmu, bukan tidak mungkin, harta berlimpah akan kita miliki. Subhanallah !
Menimba ilmu itu baik. Dan menyebarkan ilmu itu lebih baik.
Yaa, saya mah ngga maksa, hhehe, hanya sekedar menyarankan, kalau blog ini bermanfaat, silahkan share ke orang-orang yang kalian cintai. semoga juga bermanfaat bagi semuanya, amiiin :D
mungkin ada yang mau comment ? silahkan di bawah. saya menerima kritik dan saran.
0 komentar:
Posting Komentar