Bismillah tawakkaltu Alallahu.
Kita hidup tak sendiri. Dan kebanyakan dari kita pun tak suka hidup sendiri, apalagi dibiarkan menyendiri.
Mungkin itulah filosofi yang dapat dikembangkan dari kalimat yang dicetuskan Aristoteles beribu tahun lalu, beberapa dari kita mengenalnya dengan istilah Zoon Politicon, atau lebih singkatnya diterjemahkan, bahwa kita ini adalah makhluk sosial.
Ya, memang. Keseharian kita tak lepas dari berkomunikasi, ataupun bersosialisasi dengan orang lain. Entah seburuk-buruk sifat interpersonal yang dimiliki seseorang, secara tidak sengaja pun pasti ia telah berkomunikasi dengan orang lain. Seburuk-buruknya sifat interpersonal yang dimiliki oleh ilmuwan fisika yang sehari-harinya sibuk di laboratorium, paling tidak secara tidak sengaja, ia telah mengedipkan mata, atau sekedar menganggukkan kepala kepada asistennya. Dan itulah yang disebut komunikasi.
Tidak ada orang yang mampu untuk tidak berkomunikasi, kecuali ia telah mati, benar ? sejak dulu hingga sekarang, sejak manusia hutan hingga manusia mutan, tentu tak pernah bisa lepas dari bersosialisi dengan manusia, atau dengan alam sekitarnya, karena kodratnya sudah diciptakan seperti itu oleh Allah.
Tapi, manusia pun seperti mata uang yang memiliki dua sisi berbeda. Sisi yang berbeda, yang patut kita ketahui adalah kita tidaklah makhluk sosial yang sepenuhnya, karena kita juga memiliki sisi individual.
Dan dibalik kebutuhan kita untuk bersosialisasi, kita pun sebenarnya harus menikmati sisi individual kita. Tanpa keseimbangan antara keduanya, niscaya hidup kita pun akan limbung. Salah satu cara menikmati sisi individualisme yang kita miliki, adalah dengan menyendiri.
Jadi temanku, sendiri itu tidak selalu buruk. janganlah kita menafikan kesendirian, karena kesendirian itu adalah sebuah bagian penyeimbang dalam hidup kita. Bersyukurlah bagi kita yang masih bisa diberikan kesempatan untuk menyendiri menikmati waktu luang. Bahkan mungkin, artis yang kita puja-puja itu sedang stres karena pekerjaan menghabiskan waktu luangnya.
Sendiri, juga bisa menuntun kita menilik corak kehidupan, dimana dalam kesendirian itu kita dapat mempelajari lagi sifat yang terkandung di dalamnya. Bisa saja, kesendirian kita itu mengandung kesedihan, kerapuhan, bahkan penyesalan. Sendiri pun merupakan metode terampuh bagi diri seorang manusia untuk keluar dari lingkaran arus hidup yang tak menentu, untuk sekadar melamun atau membayangkan makna dari kehidupannya itu sendiri.
Terkadang bagi seseorang yang sedang dirundung kesedihan, sendiri merupakan pilihan terakhir yang dapat menyelesaikan kesedihannya, oleh dirinya dan untuk dirinya sendiri. Tak jarang, jika kita melihat teman yang bersedih, terkadang ia hanya merenung atau memisahkan dirinya, untuk menenangkan diri.
Pun tak jarang, bagi manusia yang merasa hidupnya begitu rapuh, tak berteman, tak berpegang, dan terlindung, mulai menikmati kesendiriannya. Dengan sendiri, ia dapat kembali meresapi kalbunya, untuk menemukan Tuhan yang mungkin sudah sekian lama hilang. Tak jarang, dalam kesendiriannya, ia menitikkan air mata mengingat dosa-dosa yang sudah ia perbuat di hadapan Tuhan, dan kesendirianlah yang dapat menghubungkan langsung manusia pada Tuhannya.
Dengan sendiri, kita dapat menyelami kembali dalamnya lautan spiritual yang telah lama hilang dari hati, karena terlalu sibuk oleh duniawi. Sekuat apapun manusia, jika ia tak menemukan jiwa yang sesungguhnya, maka ia pun dapat tersungkur menangis.
Kesendirian, dapat menjembatani komunikasi kejiwaan, dengan cara monolog maupun dialog.
ia dapat bersifat monolog, ketika kita merenung, bahkan berkata-kata sendiri. Misalnya, ketika kita menyesali sesuatu yang pernah kita alami, kita cenderung berbicara sendiri secara langsung atau di dalam hati yang bertujuan untuk menasehati diri
Sendiri juga dapat menjembatani dialog kita dengan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. dikala kesendirian di waktu malam, saat itulah Allah 'turun' ke langit terendah, untuk mencari hambaNya yang menangis, bertaubat dan meminta kepadaNya. Subhanallah. Betapa diberkahinya kesendirian kita itu, karena kita sangat dekat dengan Sang Maha Pencipta Kehidupan !
Oleh karena itu temanku, marilah kita bersama-sama mensyukuri anugerah Allah berupa waktu yang sudah diberikanNya, baik itu dikala sedang ramai atau sendiri, karena dengan bersyukur, kita dapat benar-benar meresapi hidup.
Nikmatilah kesendirianmu, dengan cara yang positif :D
FOTO SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar